facebook google twitter tumblr instagram linkedin

Pages

  • Beranda
  • Travelling
  • Poetry
  • Tales
  • Life Machine
  • Self Care

The Praraous



Pada bulan Mei lalu, aku mendapatkan email dari Google Local Guide dengan subject: Vera, your April contributions unlocked a special perk. Awalnya aku kira aku hanya akan mendapatkan voucher atau potongan harga untuk travelling saja seperti biasanya. Tapi karena penasaran aku tetap membuka email tersebut dan ternyata aku mendapatkan penawaran kaus kaki gratis dari Google Local Guide dan tentunya gratis ongkos kirim juga. Untuk mendapatkannya aku harus me-reedem kode yang telah dilampirkan di email. Aku pun disuruh mengisi data diri beserta alamat rumah. Setelah berhasil, aku mendapatkan email konfirmasi yang isinya memberitahukan bahwa hadiah dari Google sudah dikirimkan dan akan sampai ke rumahku dalam waktu maksimal 6 minggu. Di dalam email juga disebutkan bahwa aku tidak dapat melacak resi. Yaaah gapapa lah, toh namanya juga hadiah.. dapet alhamdulillah, enggak juga gapapa.

Satu bulan kemudian, tiba-tiba ada tukang pos datang berteriak “PAKEET” di depan rumahku. Aku saling pandang dengan mamah heran karena kami sedang tidak belanja online. Aku pun akhirnya menyambangi Pak Pos dan mendapatkan paket berwarna oranye yang ternyata dari Google Local Guide. Aku kaget bercampur senang karena aku kira hadiah itu akan sampai ke rumah bulan depan. Ternyata hadiahku dikirimkan dari UK via Royal Mail yang kemudian diteruskan oleh PT POS Indonesia.

Hadiah yang aku dapatkan adalah sepasang kaus kaki berwarna biru langit one size dengan bahan katun 69%, poliamida 29%, dan elastin 2%. Bahannya cukup lembut dan untungnya cukup dipakai di kakiku meskipun one size. Kaus kaki dari google memiliki desain bergambar logo Google Local Guide disertai gambar pemandangan. Pada bagian alas kaki ada tulisan “Local Guides”.

Aku mungkin tidak akan menggunakan kaus kaki ini untuk keluar rumah dan berjalan-jalan, apalagi bekerja, heheee...  Aku akan menggunakan kaus kaki ini untuk tidur karena beberapa hari kebelakang Bandung cukup dingin.

Oh iya bagi yang bingung, Google Local Guide adalah komunitas global para penjelajah yang menulis ulasan, berbagi foto, menjawab pertanyaan, menambahkan atau mengedit tempat, dan memeriksa fakta di Google Map. Setiap kita berkontribusi di Google, kita akan mendapatkan poin yang dapat kita diakumulasi untuk mencapai level-level tertentu dengan berbagai kompensasi yang telah disiapkan oleh Google.

Aku menjadi bagian Google Local Guide sesungguhnya berawal dari iseng. Aku tidak menyangka keisenganku me-review tempat-tempat yang pernah dikunjungi berujung menjadi kegiatan yang cukup “nagih” dan menyenangkan. Awal aku me-review adalah ketika aku ganti handphone sekitar 1 tahun yang lalu. Entah apa yang aku lakukan pada setting handphone sehingga aku sering sekali mendapatkan notifikasi dari Google untuk me-review tempat yang baru saja aku kunjungi. Sesungguhnya, awalnya aku kesal karena notifikasi itu terus-menerus muncul, jadi aku ladeni saja si notifikasi dengan cara memberikan apa yang Google mau, yaitu review.

Berawal dari hanya menuntaskan kewajiban review agar tidak ada notifikasi yang mengganggu, aku malah jadi keasyikan dan justru menunggu-nunggu si notifikasi tersebut. Apabila aku habis berkunjung ke suatu tempat dan tidak ada notifikasi dari Google, sekarang aku justru inisiatif memberikan review tanpa diminta. Hahahaa...

Karena keisenganku tersebut, secara tidak sengaja aku pun kini telah menjadi Google Local Guide level 6. Meskipun masih baru, tapi alhamdulillah aku sudah beberapa kali mendapatkan keuntungan dari kegiatanku berkontribusi sebagai Local Guide. Aku beberapa kali mendapatkan voucher diskon kereta api, tiket pesawat, dan potongan harga menginap di hotel. Sejujurnya untuk voucher dan potongan harga tersebut aku belum pernah memakainya karena aku belum sempat. Giliran sudah ingin dipakai, eh ternyata vouchernya sudah kadaluarsa.

Dengan menjadi Google Local Guide, kita dapat membantu teman-teman di luar sana untuk menentukan kemana mereka akan berkunjung pada saat akhir pekan, menentukan tempat mana yang menyediakan barang yang dibutuhkan, memberikan overview mengenai tempat yang akan mereka datangi, dan tentunya membantu para pengusaha/pebisnis untuk meningkatkan kualitas mereka dalam memberikan layanan kepada pelanggan. Review yang aku tulis pun beberapa kali mendapatkan feedback positif dari empunya suatu layanan. Rasanya senang sekali apabila apa yang kita tulis dapat membantu orang-orang.

Untuk berkontribusi di Google Local Guide, kita tidak perlu melulu menulis review. Aku yakin tidak semua orang suka menulis haha... Untuk orang yang gemar fotografi, kalian dapat berkontribusi melalui unggahan foto hasil jepretan kalian. Atau kalau memang ingin lebih simpel, kalian juga dapat berkontribusi dengan menjawab pertanyaan atau hanya memberikan rating. Setiap orang pasti bisa menjadi Google Local Guide! Ayo, tunggu apa lagi? :)



Juli 28, 2019 No comments

Rasanya sangat kangen bepergian ke suatu tempat menggunakan pesawat. Akhirnya aku mendapatkan kesempatan untuk ke Lampung menggunakan pesawat guna menghadiri pernikahan Hanum. Awalnya aku berencana pergi ke Lampung menggunakan bus dari Bandung karena waktu itu aku belum punya pekerjaan tetap dan bus adalah pilihan yang baik karena harganya paling murah, hehe... Namun alhamdulilah, tiba-tiba ada diskon dari tiket.com sehingga aku bisa mendapatkan tiket pergi yang harganya tidak jauh beda dengan bus. Untuk perjalanan pulang aku tadinya tetap ingin menggunakan bus supaya bisa merasakan sensasi perjalanan yang berbeda. Kira-kira satu bulan sebelum berangkat aku mendapatkan kabar gembira bahwa aku mendapatkan pekerjaan di salah satu rumah sakit di kota Bandung dan mengharuskan aku untuk masuk pagi pada H+1 pernikahan Hanum. Mau tidak mau aku harus menggunakan pesawat supaya dapat sampai di Bandung pada malam hari sebelum bekerja. Agak sedih sesungguhnya karena tidak bisa agak berhemat, tapi tidaklah mengapa karena aku bisa bersama teman-teman lebih lama.

Aku berangkat dari Bandung pukul 02.30 menggunakan travel X-Trans yang memiliki pool di hotel DeBatara. Sebenarnya X-Trans ini memiliki pool di berbagai lokasi, namun khusus untuk keberangkatan ke Bandara Soekarno Hatta hanya dapat dianiki dari pool DeBatara saja. Untuk tiket, aku booking online melalui aplikasi Xtrans. Kebetulan sedang ada diskon 10rb rupiah hahaa.. tidak besar memang tapi ya lumayan saja lah untuk naik ojek. Untuk pembayarannya aku memilih menggunakan OVO supaya mendapatkan cashback.

Setelah check in di pool Xtrans, aku menunggu nama dipanggil untuk masuk ke dalam kendaraan. Sebelumnya aku bertanya pada petugas apakah nantinya akan singgah di rest area untuk melakukan shalat subuh. Sayangnya petugasnya bilang mereka tidak akan singgah karena mereka mengejar ketepatan waktu. Perjalanan pagi itu berlangsung bebas hambatan dan aku sampai di Bandara Soekarno Hatta pada pukul 05.12. Tadinya aku pikir akan macet sehingga aku shalat di dalam travel. Aku tertidur pulas di dalam travel sehingga ketika bangun aku tayamum terlebih dahulu. Tepat setelah aku beres shalat, eh travelnya ternyata berhenti di sebuah pemberhentian (aku lupa apa namanya) yang dekat dengan tempat masuk bandara untuk shalat subuh. Haha.. tau gitu aku shalat bareng sopir.

Setelah sampai di terminal 2D, yang pertama kali aku cari adalah WC karena aku sudah kebelet ingin pipis. Sayangnya toilet yang ada di terminal keberangkatan 2D sedang direnovasi dan hanya menyisakan satu bilik saja. Saat itu antrian WC hanya 2 orang saja sih,,,,,tapi..... semuanya antri untuk buang air besar. Karena malas mencari-cari lagi toilet akhirnya aku tunggu saja. Agak lama memang tapi yaaaah sudahlah. Setelah aku beres pipis, eh ternyata ada yang antri lagi untuk buang air besar. Kok aku tahu? Karena setelah pipis aku dandan dulu, dan  saat dandan terdengarlah bebunyian “itu” wkwkwkkk...

Setelah beres urusan di WC, aku sarapan di Hoka-Hoka Bento dengan Suhe yang sebenarnya juga berangkat dari Bandung namun menggunakan bus Primajasa bareng Alifa. Aku juga tadinya ingin bareng mereka menggunakan bus Primajasa, tapi sayangnya pool bus Primajasa cukup jauh dari rumah. Kalau naik grab bisa Rp50.000,00 rupiah, malah lebih mahal ongkosnya.

Karena kebanyakan minum aku jadi ingin pipis lagi. AKu akhirnya kembali ke WC yang tadi. MasyaAllah, ternyata sedang ada 2 orang lagi yang mengantri untuk buang air besar. Tidak kuat menunggu lama, akhirnya aku pergi dari WC. Aku dan Suhe berencana check in terlebih dahulu, kemudian mencari WC. Hamdallah, WC di dalam lebih banyak biliknya dan tidak mengantri tentunya.

Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta digaung-gaungkan sebagai salah satu bagian bandara terbaik di dunia. Kebetulan kami belum pernah juga menginjakkan kaki di terminal 3. Karena penasaran, setelah check in aku dan Suhe pergi ke terminal 3. Kami menuju terminal 3 menggunakan skytrain atau kalayang. Kesan pertama saat menaiki skytrain ala Indonesia adalah “wow”. Wow banget Indonesia punya moda transportasi antar terminal bandara seperti ini. Kalau biasanya kita harus menggunakan shuttle dari satu bandara ke bandara lain, kini kita dapat menggunakan kalayang dengan waktu tempuh lebih cepat. Kalau boleh dibilang skytrain ini mirip dengan skytrain yang ada di bandara Incheon.
Kalayang Bandara Soekarno Hatta

Di terminal 3 kami bertemu dengan Alifa yang sedang menunggu waktu boarding sambil minum KOI. Alifa tidak berhenti tertawa membicarakan hal yang terjadi sesaat sebelum bus Primajasa yang ia tumpangi pergi. Alifa sempat hampir ketinggalan bus karena datang ke pool Primajasa dengan waktu pas-pasan.

Setelah berhaha-hihi, Alifa akhirnya masuk ke boarding gate. Aku dan Suhe pun akhirnya kembali ke terminal 2 untuk bersiap-siap boarding. Di tempat boarding aku bertemu dengan Ojan, Wawan, Adinna, dan baby Adam. Kami tidak terlalu banyak berbincag-bincang karena kami keburu dipanggil untuk masuk ke dalam pesawat.

Pesawat yang kami tumpangi terbang dengan mulus. Setelah mendarat, kami langsung menuju cafe Yo untuk bertemu Charles dan Chibi. Entah siapa yang memilih Cafe Yo, kami akhirnya menjadikannya basecamp untuk menunggu teman-teman yang lain. Aku memesan es cappuchino dengan harga Rp45.000,00 yang ternyata rasanaya biasa-biasa saja. Aku agak nyesek mengeluarkan uang dari dalam dompet karena dengan harga segitu harusnya aku bisa mendapatkan kopi starbuck dengan menambahkan beberapa rupiah saja.

Setelah Alifa dan Bunga datang, kami langsung melesat menuju ke Bandar Lampung untuk check in hotel. Kami memilih Hotel Capital O atas saran dari Hanum supaya kami bisa lebih dekat ke pusat kota dan dapat jalan-jalan ke pantai. Hotelnya cukup nyaman meskipun AC nya menurutku kurang begitu dingin. Hotel ini berada di dalam Kuraya Residence sehingga awalnya kami agak kebingungan mencari hotelnya.

Setelah mandi dan dandan, kami pergi ke rumah makan untuk makan siang. Aku lupa nama tempat makannya, kalau tidak salah Rumah Makan Pindang Meranjat Riu. Makanan di sini alhamdulillah enak-enak terutama pindangnya. Ya tentu saja dari nama restorannya saja sudah ada kata “Pindang”. Untuk ikannya sendiri kami menghabiskan kurang lebih 2,5 kg ikan pindang. Aku dan Chibi yang doyan memakan ikan sampai sisa tulangnya saja langsungmelahap semua bagian ikan karena kami tidak suka makanan mubadzir dan teman-teman lain tidak mau lagi memakannya. Namun karena aku dan Chibi juga kekenyangan akhirnya sisa ikannya kami hibahkan pada kucing yang mengeong-ngeong minta jatah. Harga makanan dan minuman di sini memang agak mahal menurutku, namun dengan cita rasa yang enak harga mahal tidaklah mengapa. Toh di Bandung tidak ada yang seperti ini. Oh iya, di samping ikan pindang, makanan favoritku adalah tumis bunga pepaya. Rasa bunga pepaya cukup unik menurutku apalagi dikombinasikan dengan ikan teri dan sambal pedas.. wah edan banget lah rasanya.
Sebelum makanan datang. (diambil dari kamera Aryo CB)

Setelah perut kenyang, kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Dewi Mandapa. Kami memilih pantai ini karena pantai ini adalah salah satu pantai yang tidak ada biaya masuknya haha. Untuk mencapainya kami harus melewati jalanan yang cukup kecil dan jelek yang di samping kanan dan kirinya ada banyak semak belukar. Aku sempat suudzon kami akan diculik oleh supir yang mengantar karena jalanan yang dilalui sungguh tidak biasa. Alhamdulillah setelah sekitar 1 jam perjalanan kami sampai di pantai yang dimaksud. Pantainya cukup sepi karena kebetulan kami datang sesaat setelah hujan reda. Karena matahari sudah akan terbenam, kami memanfaatkan momen yang tersisa untuk berfoto.





Sebelum matahari benar-benar tenggelam, kami memutuskan untuk segera melanjutkan perjalanan karena jalanan yang dilalui untuk mencapai jalanan utama cukup sulit dan pastinya tidak ada penerangan lampu. Kami melanjutkan perjalanan ke Toko oleh-oleh Aneka Sari Rasa di Telukbetung. Aku membeli beberapa bungkus keripik pisang kepok dan kopi Lampung. Keripik pisang kepok khas Lampung ini adalah keripik yang paling dicari apabila kita jalan-jalan di Lampung. Rasa yang paling favorit dan paling banyak dibeli adalah rasa coklat. Meski begitu aku tetap suka rasa yang lain seperti rasa susu dan rasa balado. Kopi khas Lampung yang aku rekomendasikan adalah dari El’s. Kopi ini dijual baik di toko oleh-oleh maupun di kafe El’s nya sendiri. Rasa kopinya cukup gurih namun tidak sampai membuat jantung berdebar-debar hebat seperti kopi Gayo. Oh iya, apabila kita ingin langsung mengirim oleh-oleh yang kita beli ke sanak saudara, disini juga sedia jasa bungkus dan kirim. Untuk biaya bungkus terhitung gratis apabila kita belanja dengan total lebih dari Rp150.000,00. Untuk ongkos kirim disesuaikan dengan lokasi kirim yang dituju.

Sebelum pulang ke hotel, Bunga tiba-tiba ingin makan durian yang ia lihat di sebelah toko oleh-oleh. Akhirnya kami menemani Bunga makan durian dulu. Aku sempat menyicipi durian yang Bunga beli. Sayangnya perutku sedang tidak bersahabat sehingga aku tiba-tiba mual dan nyeri perut.


Keesokan harinya, kami melesat ke rumah Hanum di Metro menggunakan grab. Harganya memang cukup fantastis, mencapai Rp200.000,00 lebih dikit. Namun karena satu mobil isinya sekitar 5 orang, maka jadinya terhitung muah. Sesampainya di rumah Hanum kami disambut oleh keluarganya Hanum. Kami diberi berbagai macam kue dan makanan berat. Aku yang lapar langsung makan nasi, ikan, dan tempe. Tidak lupa pula berbagai suguhan kue turut serta masuk ke dalam mulut. Setelah kenyang beramah-tamah di rumahnya Hanum, kami langsung menuju Hotel Grand Sekuntum Metro untuk menaruh koper dan bersiap-siap untuk acara bridal shower.

Acara bridal shower diadakan di Cafe Dapur Putih Metro. Kami memilih Dapur Putih karena tempat ini merupakan salah satu tempat paling hits di Metro dan interiornya sangat lucu. Aku dan teman-teman datang sebelum magrib karena kami hendak mendekor terlebih dahulu. Alhamdulillah semua orang turut serta dalam dekor mendekor dan selesai sebelum Hanum datang. Acara bridal shower kali ini kami buat seminimalis mungkin dan tidak mempermalukan calon pengantin. Tidak ada acara cemong-cemongan. Acara ini tujuannya hanya sebagai merekatkan silaturahim dan tertawa bersama sebelum Hanum menjadi istri orang. Aku menyiapkan game kecil berjudul “Find the Guest” dimana Hanum harus menebak fun fact yangtertulis di kertas kocokan tentang teman-temannya. Apabila Hanum berhasil menebak maka akan mendapatkan poin yang nantinya dapat ditukar dengan hadiah. Sebenarnya dapat atau tidak dapat poin pun Hanum akan tetap membawa pulang hadiahnya. Acara yang tadinya diperkirakan selesai pukul 20.00 ternyata malah extend sampai pukul 21.00. But it’s Ok, because it worth the time...


Keesokan harinya, satu kamar bangun kesiangan. Aku yang berniat bangun jam 3 subuh untuk mandi duluan malah bangun jam 5. Tapi ternyata waktunya cukup untuk aku, Alifa, dan Bunga bersiap-siap sebelum jam 07.30. Pagi itu semua perempuan cantik-cantik dengan balutan makeup di mukanya. Kami langsung melesat ke rumah Hanum lagi karena acara akad dan resepsi diadakan di rumah Hanum. Pada hari itu Hanum terlihat sangat cantik sekali dengan baju putih dihiasi manik-manik. Senyumnya merekah lebar tanpa basa-basi. Namun ada segurat rasa tegang tergambar di wajahnya.
Fotonya agak blur, tapi lumayan lah ya..
Diambil oleh Aryo CB

Karena pesawat kami berangkat jam 17.45, dan jarak Metro ke Bandara Inten cukup jauh, kami berangkat ke Bandara pukul 15.30 dari Metro diantar oleh saudaranya Hanum. Sesampainya di Bandara, kami check in terlebih dahulu dan kemudian ngopi-ngopi cantik di El’s cafe sambil menunggu waktu boarding. Tempatnya sangat nyaman seperti cafe Starbuck namun dengan harga yang lebih murah tentunya. Kalau menurut pendapatku, kopi El’s ini lebih nikmat dan gurih dibanding Starbuck. Tepat 30 menit sebelum boarding, kami masuk lagi ke bandara dan bersiap pulang.
Nice coffee in town!!

Perjalanan kali ini menurutku terlalu singkat karena kami menghabiskan waktu cukup lama di perjalanan. Aku bersyukur bisa bertemu teman-teman kuliah setelah kurang lebih 1 tahun tidak bertemu. Setidaknya hal tersebut bisa mengisi kehampaan hatiku dan aku merasa hidup. Aku tidak merasa sendirian dan aku memliki teman nyata yang dapat diajak tertawa bersama. Senang rasanya bertemu teman-teman dengan berbagai cerita menarik mereka. Ada yang sedang magang di departemen neurologi, magang di kardiologi, mempersiapkan S2 ke Swedia, dan ada yang sedang giat mencari uang ntuk biaya pernikahan.


Semoga kita semua dapat berumpa agi dalam waktu dekat ya.. aaamiiiiin.

Juli 21, 2019 No comments
Newer Posts
Older Posts

Hi, there!!!

VERA
25 years old doctor who write to keep memories alive. 
Read more >

recent posts

Blog Archive

  • ►  2022 (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2020 (5)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (2)
  • ▼  2019 (9)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ▼  Juli (2)
      • Surprise dari Google Local Guide
      • Jadi Bride's Maid Sekalian Jalan-jalan di Lampung
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (4)
  • ►  2017 (2)
    • ►  September (2)

Instagram

Popular Posts

  • Pengalaman Ikut Pelatihan ACLS 2019
    Dokter mana yang tidak tahu jargon “I clear, you clear, everybody clear”? aku yakin hampir semua dokter tahu jargon ini. Bahkan orang aw...
  • Satu Hari di Medan Merdeka Jakarta
    Aku jarang sekali pergi ke Jakarta. Kalaupun ke Jakarta pastilah tempat yang dikunjungi adalah   Dufan. Kali ini aku dan Fika berkunjung k...
  • Belum
    Direngkuhnya petang.. Bersama semilir adzan yang dipeluk angin.. Doanya menggelayut bersama air wudhu.. Satu harap yang berjalan sete...
  • Belanja di Bookdepository.com
    Berawal dari kesulitan mencari buku L’art de la Simplicite yang asli di shopee, aku mencari-cari online shop lain yang menyediakan buku y...
  • Short Escape to Anyer
    Beberapa hari yang lalu aku mendengar berita mengenai gelombang air laut tinggi yang menyapu pantai Anyer. Kaget? Tentu saja!! Tepat dua b...

Created with by ThemeXpose