Beberapa hari belakangan ini aku merasa begitu lelah. Lelah
disini artinya adalah lelah fisik. Punggung terasa lebih sering nyeri terutama
apabila sudah duduk lama di depan laptop. Kaki terasa rapuh karena sering
berjalan dan kadang berlari saat sedang bekerja di rumah sakit. Hal terakhir
yang paling membuatku lelah adalah jaga selama kurang lebih 20 jam yang diikuti
oleh tugas akreditasi di rumah sakit selama 6,5 jam. Itu juga mendadak,
sehingga aku terpaksa menyuruh adik mengirim baju ganti dan alat mandiku ke
rumah sakit.
Rasanya aku agak dzalim membiarkan tubuhku sendiri kelelahan
mengerjakan hal-hal untuk orang lain. Awalnya aku berencana untuk membeli
gulu-gulu sebelum pulang ke rumah sebagai self
reward karena telah berhasil melewati beberapa hari ke belakang. Semua
pikiran mengenai gulu-gulu tiba-tiba menghilang tatkala teringat bahwa Firna
pernah mengatakan mengenai tempat pijat yang endol di BEC. Nama tempat pijatnya
adalah RX Relaxology. Ah apa coba pijat aja ya? Karena
penasaran akhirnya aku coba tengok tempat pijat yang ada di lantai paling atas
BEC. Dimulai dari liat-liat harga, lalu tanya-jawab mengenai jenis pelayanan
pijat yang ada, dan akhirnya aku memilih untuk mencoba body massage 60 menit. Hahahaaa..
Begitu masuk ke area pijat perempuan, aku langsung disambut
dengan musik-musik lembut yang enak banget buat pengantar tidur. Aku dituntun
untuk masuk ke dalam salah satu bilik dan berganti pakaian menjadi kemben.
Sebelum mulai, mbak terapisnya menawarkan apakah aku ingin memakai minyak aromaterapi untuk pijitnya atau minyak
biasa. Secara tidak sadar aku mengiyakan tawaran tersebut. Saat mbak terapisnya
pergi mengambil minyak, sekejap ada rasa
penyesalan. Aduh aku buang-buang uang... toh cuma beda aroma aja sama minyak
biasa. Tapi yasudahlah..
Ternyata keputusanku untuk menggunakan minyak aromaterapi
tidak salah dan aku sangat berterimakasih pada pikiran alam bawah sadarku yang
tiba-tiba mengiyakan tawaran aromaterapi. Sungguh enak banget coy.. wanginya
kalem dan terdapat sensasi hangat karena si minyaknya dipanaskan dulu di tungku
kecil.
Saat pijat di mulai, mbak terapis ngajak aku ngobrol. Ya
basa basi standar kaya “udah kerja apa
belum”,” kerja dimana”, dan lain
sebagainya hingga akhirnya aku tidur karena pijatannya enak. Tiba-tiba aku
dibangunin untuk sesi pijat leher dan kepala. Setelah kepala dan leher diuwel-uwel dengan tangan lincah si mbak
terapis, aku disuguhi minuman jahe hangat. Sedaaap!! Sesungguhnya aku ingin prolong pijetnya terutama di bagian
kepala dan leher. Sayangnya aku baru ingat kalau aku harus mengerjakan laporan
operasi yang dikirim oleh Teh Dita. Hahaa.. Sebelum pulang, mbak terapis
menawari aku untuk mandi terlebih dahulu. Tadinya aku ingin sekalian keramas
juga tapi di RX tidak disediakan sampo dan alat pengering rambut.
Sepertinya memang tubuh ini butuh diperhatikan. Lelah body
langsung lenyap seketika aku melangkahkan kaki keluar dari tempat pijat. Satu
jam rasanya kurang cukup untuk melepas seluruh stress yang ada di dalam tubuh,
namun setidaknya tubuhku merasa lebih jauh lebih baik.
Mengutip dari buku “Self
Care for the Real World” yang sedang aku baca, beberapa orang menganggap
pijat sebagai sebuah kemewahan untuk memanjakan diri sendiri dan membuang-buang
uang. Akan tetapi, memijat dan mendapatkan pijatan untuk diri sendiri adalah
hal yang luar biasa yang dapat membantu kita untuk memiliki hubungan yang lebih
baik dengan tubuh sendiri. Setelah pijat mungkin tidak akan ada yang berubah
dari penampilan, tapi setidaknya kita dapat lebih fokus dan siap menghadapi
aktivitas lain yang sudah menanti.
Merasakan manfaat yang aku rasakan ini, aku
berencana untuk menjadikan pijat sebagai aktivitas rutin sebagai rasa
terimakasih pada tubuhku sendiri. Bahkan pada saat sedang menulis tulisan ini,
aku sudah booking jadwal pijat untuk
bulan depan.. heheheee....
Dear my body, thank you
very much!! See u on the next self care!!