facebook google twitter tumblr instagram linkedin

Pages

  • Beranda
  • Travelling
  • Poetry
  • Tales
  • Life Machine
  • Self Care

The Praraous



    Hallo kamu, mengapa belum datang juga?
    Apakah dirimu terkena macet di parapatan samsat?
    Atau mogok di Pasopati?
    Atau nyasar hingga Situ Ciburuy yang membuat nyeredet hate? 

    Bergegaslah engkau ketuk pintu rumahku..
    Sudah aku buatkan ayam goreng dan sambel goang di rumah..
    Tidak lupa karedok leunca dan segala lalapan.. 

    Jika memang terkena macet, kudoakan agar kau tetap sabar..
    Jika memang mogok, kudoakan agar kau tetap sabar..
    Jika memang nyasar, kudoakan agar kau segera sadar..



    Bandung, 20 September 2022
September 20, 2022 No comments

 


It is just so hard to say let it be...

Manusia diciptakan oleh Tuhan sudah diberi akal sehat dan berbagai kenikmatan yang tak terhitung jumlahnya. Sudah sepantasnya kita sebagai manusia tersebut bersyukur akan hal tersebut. Yang lebih penting lagi harus ikhlas menerima segala sesuatu yang telah Allah tuliskan di buku takdir, Lauful Mahfudz. Ada banyak hal yang ditulis di dalamnya, termasuk rezeki dan jodoh. Beberapa tahun ini, setiap awal tahun, aku selalu merasakan gejolak tidak biasa. Aku selalu diberi harapan yang memang selalu aku impikan. 

“Allah sesuai dengan prasangka umatnya.” Itulah yang aku percayai bahkan sampai awal tahun ini hingga mungkin sudah di luar akal sehat saking kuatnya prasangka yang tertanam dalam otak.  Semuanya tampak nyata dan rasanya tinggal sejengkal lagi untuk meraihnya. Diiringi doa dan amalan-amalan yang diharapkan akan membantu memperpendek jarak yang sisa sejengkal tersebut, hatiku menggebu-gebu untuk menggenggam mimpi yang sudah diyakini. Sayangnya itu hanya sekedar mimpi. Nampaknya Allah tidak sesuai dengan prasangka umatNya yang satu ini. Terkadang aku berpikir, apakah aku Umat terbuang? Apa salah dan dosaku? Orang bilang ini ujian dan sebagai umatNya yang beriman sehingga aku harus ikhlas. Mudah sekali mengucapkan ikhlas, namun sungguh sangatlah sulit menjalaninya.

Lihatlah biji kacang hijau yang selalu disirami harapan hingga menjadi pohon toge rapuh. Serapuh-rapuhnya pohon toge, ia ikhlas dijadikan apa saja. Dijadikan bahan penelitian anak-anak sekolah yang akhirnya dibuang ke tempat sampah setelah jam pelajaran usai, dijadikan isian gehu, dijadikan isian lumpia, atau bahkan dijadikan tumisan di dapur oleh ibu. Sayangnya aku bukan si rapuh pohon toge. Aku hanyalah manusia yang pura-pura kuat di depan khalayak. Untuk mengalihkan rasa kecewa,  melemparkan cuitan di media sosial adalah hal yang biasa, yang akhirnya aku hapus karena rasanya bukan untuk konsumsi publik. Atau bahkan aku biarkan cuitan tersebut terbang di dunia maya hingga akhirnya terlupakan. Aku, dan bahkan mungkin jutaan manusia-manusia di luar sana hanya bisa makan, tidur, atau jalan-jalan dengan dalih healing. Berharap setelahnya dapat lebih ikhlas, namun faktanya tidak. Alih-alih perasaan menjadi lebih baik, yang ada kekecewaan terekam ulang di dalam otak ketika selesai healing.

Tahun 2022 baru saja dimulai. Aku memulai lembaran baru di tahun ini lagi-lagi dengan pelajaran bernama IKHLAS. Sedikitnya, dengan menulis aku dapat mengurai beberapa perasaan yang menyesakan dada. Masih terasa sesak, memang. Karena benar adanya bahwa ikhlas itu sulit.


Januari 20, 2022 No comments
Newer Posts
Older Posts

Hi, there!!!

VERA
25 years old doctor who write to keep memories alive. 
Read more >

recent posts

Blog Archive

  • ▼  2022 (2)
    • ▼  September (1)
      • Perihal Jodoh
    • ►  Januari (1)
      • Conversations with Myself #1
  • ►  2021 (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2020 (5)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2019 (9)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (4)
  • ►  2017 (2)
    • ►  September (2)

Instagram

Popular Posts

  • Pengalaman Ikut Pelatihan ACLS 2019
    Dokter mana yang tidak tahu jargon “I clear, you clear, everybody clear”? aku yakin hampir semua dokter tahu jargon ini. Bahkan orang aw...
  • Satu Hari di Medan Merdeka Jakarta
    Aku jarang sekali pergi ke Jakarta. Kalaupun ke Jakarta pastilah tempat yang dikunjungi adalah   Dufan. Kali ini aku dan Fika berkunjung k...
  • Belum
    Direngkuhnya petang.. Bersama semilir adzan yang dipeluk angin.. Doanya menggelayut bersama air wudhu.. Satu harap yang berjalan sete...
  • Belanja di Bookdepository.com
    Berawal dari kesulitan mencari buku L’art de la Simplicite yang asli di shopee, aku mencari-cari online shop lain yang menyediakan buku y...
  • Short Escape to Anyer
    Beberapa hari yang lalu aku mendengar berita mengenai gelombang air laut tinggi yang menyapu pantai Anyer. Kaget? Tentu saja!! Tepat dua b...

Created with by ThemeXpose